Arus Macet di Antara Rekayasa Polisi Menuju DPR

Jakarta Lumpuh Akibat Gelombang Massa

Jakarta, 28 Agustus 2025 – Aksi demonstrasi mahasiswa dan buruh di sekitar Gedung DPR RI, Senayan, menyebabkan kemacetan parah di sejumlah ruas jalan utama ibu kota. Sejak pukul 12.00 WIB, polisi memberlakukan rekayasa lalu lintas untuk mengalihkan kendaraan dari Jalan Gatot Subroto menuju kawasan alternatif. Namun, langkah ini tidak sepenuhnya berhasil meredakan kepadatan.

Rekayasa Lalu Lintas yang Diterapkan

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengumumkan beberapa pengalihan arus:

  • Kendaraan dari arah Semanggi menuju Slipi dialihkan melalui Jalan Gerbang Pemuda.
  • Kendaraan dari arah Pancoran menuju Semanggi diputar balik di bawah flyover Kuningan.
  • Jalan di depan Kompleks DPR ditutup total untuk kendaraan pribadi maupun umum.

Meski demikian, rekayasa ini justru memicu kemacetan panjang di jalur alternatif seperti Jalan Asia Afrika, Jalan Sudirman, dan kawasan Pejompongan.

Keluhan Pengendara dan Warga

Banyak pengendara mengaku terjebak hingga 2 jam hanya untuk menempuh perjalanan beberapa kilometer. Pengguna transportasi umum seperti TransJakarta juga terdampak karena sejumlah halte ditutup sementara demi keamanan.

Seorang pengendara ojol, Wahyu (32), mengeluhkan orderan yang menurun drastis.

“Saya putar-putar dari Semanggi ke Tanah Abang, macet total. Penumpang juga batalin order karena takut telat,” ujarnya.

Pedagang kaki lima di sekitar Senayan pun mengaku rugi karena akses menuju lokasi mereka ditutup.

Dampak Ekonomi Harian

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) memperkirakan kerugian ekonomi akibat kemacetan ini bisa mencapai miliaran rupiah dalam satu hari. Biaya bahan bakar terbuang, produktivitas pekerja menurun, dan sektor UMKM di sekitar lokasi lumpuh.

Selain itu, sejumlah karyawan perkantoran di kawasan Sudirman–Kuningan memilih pulang lebih awal, memperparah arus kendaraan menjelang sore.

Analisis Tata Kota

Pengamat transportasi Universitas Trisakti, Yuliani Puspita, menilai peristiwa ini menjadi alarm bahwa Jakarta belum memiliki mekanisme manajemen lalu lintas krisis yang memadai.

“Demo politik itu hal wajar dalam demokrasi. Tapi kalau setiap aksi membuat kota lumpuh, berarti ada kegagalan sistem transportasi dan koordinasi aparat,” jelasnya.

Ia mendorong pemerintah provinsi dan kepolisian membuat jalur khusus darurat yang tetap memungkinkan transportasi publik berjalan meski ada demo besar.

Prediksi Situasi

Diperkirakan hingga malam hari arus lalu lintas di Jakarta Pusat dan sekitarnya masih tersendat. Polisi mengimbau masyarakat menghindari kawasan Senayan, Slipi, dan Gatot Subroto, serta memanfaatkan transportasi berbasis rel seperti MRT dan KRL yang relatif tidak terdampak.